UJI IDE BISNIS CARA SEDERHANA

UJI DAHULU IDE BISNIS DENGAN CARA SEDERHANA


Membuka bisnis baru perlu test ide dulu. Ini uji di level konseptual. Jika disekolah ada presentasi, maka di dunia nyata juga ada presentasi yang jauh lebih luas audience nya dari pada di ruang kelas. Plus nya, tidak ada dosen yang akan menilai, hanya naluri bisnis anda yang akan menilainya untuk diri anda sendiri. Cara mudah mempresentasikan ide bisnis anda, dan juga sekaligus menguji ide bisnis anda adalah dengan bertanya kepada :


1. Orang terdekat yang anda jumpai sehari-hari.
Bisa istri, anak, pembantu rumah tangga, karyawan dll.


2. Orang yang tidak setiap hari anda temui.
Bisa salesman (sembarang salesman), customer, atau pedagang angkringan langganan anda.


3. Ingatan anda tentang semua teori
yang pernah anda terima di sekolah dan teori teori lain yang anda dapatkan di luar sekolah. Mungkin dulu ada teman anda yang pernah mengatakan suatu teori yang membuat anda terkesan.


4. Internet.
Bertanya kepada teman whatsapp, mbah google atau tante facebook.


Contoh uji ide bisnis (business plan idea test) :


"Menguji ide bisnis cetak DTG"
Saya yang tidak pernah pilih pilih kaos untuk dikenakan sehari hari, tiba tiba kepikiran ingin mempunyai kaos yang bergambar motor klasik Honda CB 750 FOUR. Ini dulu motor tahun 70an yang pernah masuk ke Indonesia , untuk tunggangan patwal polisi level Polda. Motornya saja langka, apalagi kaos nya. Di mana bisa dicari kaosnya? Needs tercipta. Gampangnya adalah cetak sendiri kaosnya. Akhirnya saya terpikir, bagaimana jika saya cetak banyak sekalian untuk dijual. Akhirnya terpikir sekalian saja buka bisnis cetak kaos. Segmen kaos langka masih terbuka lebar. Akhirnya terpikir untuk beli mesin printer DTG (DIRECT TO GARMENT) . Akhirnya cari info harga mesin DTG. Yang sudah agak cepat seharga 15 juta. Yang cepat, bagus dan bisa di berbagai media kain harganya 130 juta. Akhirnya bertanya kepada alternatif nomor 1, 2 dan 3 di atas. Semuanya bilang ide bagus, laba lebih dari 100% berprospek cerah. Tetapi saat bertanya ke nomor 4 di atas, salah satunya mbah google, saya menemukan pakar DTG. Pakar DTG tersebut menceritakan panjang lebar dunia DTG. Kelebihan dan kekurangannya saya baca sambil manggut manggut...oh okay..okay.. Hingga kepada satu kalimat yang membuat saya berhenti memikirkan mesin cetak DTG. Kalimat itu mengatakan, jika baru ada orderan 10 kaos dalam sehari, jangan beli mesin DTG, orderkan saja ke jasa cetak DTG, karena nanti boros di investasi alat dan boros biaya maintenance mesin. Jika jarang mencetak, mesin itu bisa tersumbat print headnya. Itu butuh biaya service. Waktunya akan terbuang di situ. Nah akhirnya kembali lagi kepada jumlah order, dan kepiawaian mencari order yang kontinyu. Itulah salah satu contoh uji konsep bisnis.

Comments